
Seperti kita tahu air dan listrik bukanlah pasangan yang ideal, air memiliki sifat yang mampu menghantarkan listrik dengan baik (konduktor). Dalam konteks mobil listrik kebanyakan orang masih ragu, apakah mobil listrik mampu menerjang genangan air atau banjir? Apalagi mengingat Indonesia adalah negara tropis dimana curah hujan sangatlah tinggi, kadang kondisi ini bisa menimbulkan banjir di beberapa kota di Indonesia termasuk Jakarta sendiri.
Sebelum membahas apakah mobil listrik sanggup menerjang banjir, perlu diketahui bersama bahwa mobil jenis apapun apabila dalam kondisi tidak terpaksa, tidak disarankan untuk menerobos banjir. Apalagi kalau misalnya ketinggian air diatas 60cm, selain beresiko air masuk kedalam kabin, juga beresiko air masuk kedalam kompartemen mesin dimana banyak komponen elektronik seperti ECU atau kotak sekring berada.
Berbicara mobil listrik tentu saja berbicara tenaga listrik yang dimiliki oleh mobil listrik tersebut. Dalam sebuah mobil listrik biasanya memiliki baterai dengan tegangan diatas 400 volt, bahkan bisa mencapai 800 volt arus DC. Untungnya pabrikan mobil listrik sudah memikirkan hal ini dengan baik dan mereka tentu saja membuat sistem mesin listrik dan baterai yang kedap air dan udara. Hal ini sangatlah penting dilakukan oleh pabrikan mobil bukan hanya kemanan bagi pengguna mobil listrik sendiri namun bagi orang-orang bahkan makhluk hidup di sekitarnya. Bayangkan ketika mobil listrik menerjang genangan air yang tidak terlalu tinggi pun, apabila sistem baterai dan mesin listrik tidak kedap air, akan beresiko merambat melalui genangan air disekitarnya dan mencelakai orang atau makhluk hidup disekitar mobil tersebut.
Pabrikan mobil Nissan bahkan sejak 2010 sudah menguji mobil listrik andalan mereka Nissan Leaf untuk melewati genangan banjir setinggi 70 cm. Padahal apabila melihat posisi baterai pada mobil tersebut yang hanya berada pada 30 cm diatas permukaan jalan., namun ternyata mampu menerobos air dengan lancar.
Di media sosial bahkan ada beberapa pengguna mobil listrik Tesla yang mampu menerobos banjir dengan aman. Mengenai hal ini bahkan bos Tesla – Elon Musk mengkonfirmasi walaupun tidak merekomendasikan, mobil buatannya bukan hanya sanggup menerobos banjir, tetapi juga sanggup mengambang di atas permukaan air beberapa saat dan melaju layaknya perahu dengan memanfaatkan putaran ban sebagai pendorongnya. Namun Elon juga menyarankan bahwa kemampuan mobil buatannya tersebut hanya dilakukan dalam keadaan darurat saja dan tidak dilakukan dalam durasi waktu yang lama.
If this isn’t a commercial for Tesla then I don’t know what is. pic.twitter.com/Fid0A9L2lr
— Richard Richter (@Ricardo_Lee_) May 3, 2019
We *def* don't recommended this, but Model S floats well enough to turn it into a boat for short periods of time. Thrust via wheel rotation.
— Elon Musk (@elonmusk) June 19, 2016
Selain kedap air, mobil listrik maupun hybrid menurut para ahli biasanya memiliki sistem otomatis yang bertugas untuk mematikan aliran listrik ‘cut off’ apabila ada hubungan pendek ataupun dalam kondisi kecelakaan. Fungsi ini tentu saja sangat bermanfaat agar tidak terjadi resiko terkena tegangan tinggi bagi orang-orang disekitarnya.
Pengisian Daya Pada Saat Hujan

Pertanyaan berikutnya yang biasanya sering muncul adalah apakah mobil listrik aman apabila dicas dalam keadaan hujan? Karena kadang stasiun pengisian listrik seperti halnya di Eropa banyak yang tidak memiliki atap diatasnya, jadi pada saat hujan maupun salju akan beresiko menjadi basah.
Jawaban untuk pertanyaan tersebut tentu saja ‘Iya’, mobil listrik sangat aman dicas pada saat hujan. Apabila mobil listrik tidak aman apabila dicas dalam situasi hujan maka hal ini akan menjadi kelemahan yang sangat fatal, karena kebanyakan stasiun pengisian daya berada pada ruang yang terbuka.
Pada stasiun pengisian daya biasanya memiliki sistem yang akan mengecek apabila colokan sudah benar-benar terkoneksi dengan baik dengan mobil, apabila belum maka alat pengisian tidak akan mengaliri daya. Jadi sederhananya, aliran listrik akan muncul ketika colokan charger sudah terkoneksi dengan baik dengan mobil. Sistem ini bermanfaat untuk mengurangi resiko terkena listrik ketika kita akan memegang kabel charger misalnya.

Sistem yang bernama EVSE (Electric Vehicle Supply Equipment) ini sangat jamak digunakan sebagai protokol kemanan standar pada stasiun pengisian daya di seluruh dunia. Sistem ini bekerja berdasarkan pengecekan otomatis yang dilakukan unit charger baik sebelum maupun selama proses pengisian berlangsung. Sederhananya pengecekan ini memanfaatkan sinyal yang dikirim oleh alat charger ke mobil listrik, apabila sinyal ternyata direspon baik oleh mobil listrik maka unit charger akan mulai mengaliri aliran listrik bertegangan tinggi ke baterai. Namun apabila sebaliknya tidak ada respon dari sinyal yang telah dikirim oleh unit charger ke mobil listrik, dalam hal ini berarti colokan tidak terkoneksi dengan baik, maka aliran listrik tidak akan dikirim dari unit charger.
Walaupun begitu ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kita ingin mengisi daya pada saat hujan. Misalnya saja, jangan terlalu membiarkan colokan maupun inlet charger pada mobil listrik terkena air hujan terlalu lama. Walaupun colokan pada charger sudah didesain tahan air agar terjadi hubungan pendek.
Selain itu disarankan untuk membaca buku panduan yang biasanya diberikan oleh setiap pabrikan yang akan memberikan penjelasan cara mengisi daya terutama pada kondisi yang khusus seperti hujan ataupun turun salju.
Untuk menunjukkan betapa amannya mobil listrik dicas pada keadaan basah ataupun hujan, berikut saya tampilkan beberapa video pengguna mobil listrik yang mencoba bereksperimen dengan mobil listrik mereka. Diantara mereka bahkan da yang memasukkan es batu kedalam kotak elektronik pengisian daya mobil listrik.