Indonesia Bakal Jadi Produsen Baterai Listrik Terbesar Di Dunia?

Category: Baterai, Berita 49 0
Tambang nikel di Morowali, Sulawesi Tenggara

Seperti kita tahu Indonesia adalah penghasil nikel terbesar dunia dengan total produksi 17% dari total produksi nikel dunia. Pada tahun 2019 menurut katadata.co.id, produksi nikel Indonesia adalah produsen nikel terbesar dengan total produksi mencapai 560 ribu ton. Bukan hanya itu, Indonesia juga ternyata memiliki cadangan nikel terbesar dunia dengan total angka 23% dari seluruh cadangan nikel yang ada di dunia dengan total cadangan sebanyak 9 metric ton.

Nikel (Ni) adalah salah satu unsur logam yang lumayan penting dalam pembuatan baterai listrik, selain Kobalt(Co), Litium (Li), dan Mangan (Mo). Saat ini memang nikel sebagian besar masih digunakan sebagai bahan untuk pembuatan alumunium ataupun baja, namun dengan boomingnya penggunaan mobil listrik di seluruh dunia, kebutuhan nikel untuk baterai listrik pun semakin meningkat dari tahun ke tahun.

>> Baca juga : Umur Baterai Mobil Listrik

Dengan potensinya tersebut, selain beberapa perusahaan tambang lokal yang memang sudah beroperasi, ada juga beberapa perusahaan asing yang terlibat dalam industri mobil listrik menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi mereka. Sebut saja perusahaan asal Cina Tsinghan melalui anak perusahaannya CATL dan GEM yang berfokus pada produksi baterai mobil listrik, siap menggelontorkan $4 milyar untuk meningkatkan kapasitas produksi nikel hidroksida – unsur penting dalam pembuatan baterai listrik Li-on – di tambang Morowali di Sulawesi Tengah. Perusahaan asal Cina lainnya – Group Ningbo Lygend yang berafiliasi dengan perusahaan tambang asal Indonesia Harita akan membuat pabrik smelter di pulau Obi, Maluku Utara yang diharapkan dapat memproduksi 30 ribu ton nikel hidroksida pada tahun 2021. Sebagai informasi, saat ini Cina adalah pasar mobil listrik terbesar di Dunia.

Indonesia tentu saja tidak tinggal diam dengan segala potensi yang dimilikinya, baru-baru ini pemerintah Jokowi resmi melarang ekspor nikel dengan tujuan agar nikel memiliki nilai tambah lebih dan mampu menggairahkan produksi baterai listrik nasional dan sekaligus tidak tergantung dengan baterai produk impor. Seperti kita tahu saat ini produksi baterai mobil listrik dunia masih didominasi oleh negara-negara seperti Cina melalui perusahaan (BYD, CATL), Jepang (Panasonic), dan Korea Selatan (Samsung, LG). Saat ini CATL adalah pemasok baterai untuk mobil listrik buatan Yutong, Geely dan Jinlong. Panasonic memasok baterai untuk pabrikan Tesla, VW, Toyota dan Ford, Sedangkan LG adalah pemasok baterai untuk pabrikan Hyundai, VW, dan Volvo.

Selain itu juga seperti kita tahu Pemerintah Jokowi juga telah mengeluarkan Perpres 55 tahun 2019 yang mendukung percepatan industri mobil berbasis baterai listrik. Nantinya Perpres ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan mobil listrik termasuk pembuatan baterai listrik nasional dan material pendukungnya. Baterai pada mobil listrik seperti kita tahu sangat mempengaruhi harga jual mobil listrik. Sebuah baterai pada mobil listrik mewakili 30% dari total biaya pembuatan mobil listrik.

Related Articles

Add Comment