Ramai beredar di internet rekaman video CCTV di sebuah parkiran di Cina yang merekam terbakarnya sebuah mobil listrik yang sedang diisi daya. Insiden kebakaran yang terjadi di daerah Guangdong, Cina pada 8 Mei 2020 ini, untungnya tidak menimbulkan korban jiwa. Namun terlihat setidaknya dua kendaraan disamping mobil listrik tersebut ikut hangus terbakar.
Surveillance video showed an #electricvehicle caught on #fire when charging at a station, causing multiple cars burnt down in S China’s Guangdong Province, on May 8th, 2020. pic.twitter.com/MlQzqJieAT
— People’s Daily, China (@PDChina) May 9, 2020
Dalam video yang diunggah oleh akun twitter @PDChina tersebut, memperlihatkan mobil listrik bertipe minibus yang sedang diisi ulang dayanya, tiba-tiba mengeluarkan asap hitam, lalu kemudian disusul kobaran api dan dentuman suara ledakan kecil. Api terlihat kemudian membesar dan merambat pada sebuah truk yang diparkir sebelahnya. Hingga saat ini belum diketahui penyebab pastinya.
Memang ini bukan kali pertama kejadian mobil listrik terbakar pada saat sedang diisi daya. Sebelumnya terjadi beberapa kasus mobil listrik terbakar, misalnya saja sebuah Tesla model S terbakar pada saat sedang dicas, seperti yang terjadi di kota Shanghai, Cina pada pertengahan tahun lalu. Mobil tersebut terbakar ketika sedang dicas didalam area parkir bawah tanah. Setelah dilakukan penyelidikan Tesla mengklaim insiden tersebut terjadi karena kerusakan pada modul baterainya.
Terakhir, bulan Februrari tahun ini sebuah mobil listrik yang terbilang masih baru, Porsche Taycan terbakar hangus didalam sebuah garasi rumah di daerah Florida, Amerika Serikat. Kejadian tersebut juga membuat garasi dimana mobil tersebut diparkir hangus terbakar, beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Pihak Porsche mengungkapkan masih terlalu dini menemukan alasan dibalik terbakarnya mobil tersebut, karena penyelidikan masih dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti insiden supercar listrik yang berharga $150 ribu itu. Taycan sendiri baru terjual di Amerika Serikat sebanyak 130 unit sejak Desember tahun lalu.
Dari kejadian-kejadian tersebut tentu saja memunculkan kekhawatiran akan bahaya potensial yang dimiliki oleh mobil listrik. Walaupun secara statistik mobil konvensional lebih banyak terbakar setiap harinya dibandingkan dengan mobil listrik. Sedikitnya 150 mobil konvensional terbakar setiap harinya di Amerika Serikat menurut Badan Federal Emergency Management yang diberitakan oleh situs berita CleanTechnica.
Mobil listrik yang bisa dibilang terobosan teknologi baru dalam berkendara kadang dianggap menakutkan bagi beberapa pihak. Termasuk kebanyakan media yang terlalu fokus pada bahaya terbakarnya mobil listrik. Memang, layaknya mobil jenis lain, mobil listrik tidaklah benar-benar bebas dari bahaya. Namun bukan berarti mobil listrik jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan mobil konvensional. Tesla bahkan mengklaim mobil konvensional lebih beresiko terbakar 20 kali lipat daripada mobil listrik buatan mereka, walaupun begitu Tesla terus bertekad untuk mengurangi resiko terbakar pada mobil buatan mereka.
Belum ada statistik resmi berapa mobil listrik yang terbakar di seluruh dunia, namun apabila melihat total penjualan mobil listrik di dunia yang hingga tahun 2019 terjual lebih dari 2 juta unit, rasa-rasanya masih terbilang kecil persentase mobil yang terbakar dengan jumlah unit yang beredar. Ditambah lagi dengan banyaknya mobil listrik maupun bus listrik di negara maju yang beroperasi hampir setiap hari dan dalam berbagai kondisi musim termasuk musim panas yang kadang suhunya bisa mencapai 40 derajat celcius, tidak mengalami masalah berarti hingga kini. Ini membuktikan kejadian terbakarnya mobil listrik masih bisa disebut sebagai kasus ‘case per case’, artinya belum menjadi insiden yang umum terjadi pada mobil listrik.
Resiko Terbakar Pada Saat Kecelakaan
Selain pada saat diisi daya, mobil listrik disebut-sebut juga sangat beresiko terbakar pada saat terjadi kecelakaan. Ada beberapa kejadian yang melibatkan mobil listrik Tesla yang terbakar ketika kecelakaan pada beberapa tahun belakangan ini. Hal ini memunculkan pertanyaan apakah mobil listrik lebih cenderung beresiko terbakar dibandingkan dengan mobil biasa?

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh sebuah organisasi keselamatan otomotif asal Jerman – Dekra, mobil listrik pada saat kecelakaan ternyata tidak lebih bahaya dibandingkan dengan mobil konvensional. Pada penelitian tersebut Dekra menggunakan mobil listrik Renault Zoe dan Nissan Leaf sebagai percobaan mobil tes.
>>Lebih lanjut mengenai penelitian Dekra ini bisa dibaca di artikel berita pada tautan ini.
Dari hasil penelitian tersebut ada beberapa hal yang dapat disimpulkan :
- Tidak satupun mobil listrik yang dites, baik Renault Zoe maupun Nissan Leaf terbakar ketika dilakukan ‘crash test’ atau tes tabrakan.
- Sesaat setelah tabrakan, sistem tegangan tinggi pada setiap mobil secara otomatis terputus atau ‘off’.
- Baterai bertegangan tinggi secara otomotis terputus pula tegangannya, namun sistem kelistrikan 12 volt tetap berfungsi secara normal. Hal ini bertujuan memudahkan pintu mobil terbuka dan kaca jendela berfungsi agar memudahkan akses petugas penyelamat kecelakaan.
- Terputusnya tegangan tinggi mengurangi juga resiko petugas penyelamat terkena tegangan listrik yang berbahaya.
Dari hasil penelitian tersebut, Dekra juga merekomendasikan untuk memberikan perhatian lebih pada suhu baterai setelah mobil listrik mengalami kecelakaan untuk menghidari resiko terkena panas dari baterai. Bahkan pada beberapa kasus terbakarnya mobil listrik, petugas pemadam kebakaran dengan alasan keamanan harus mencelupkan mobil listrik pada bak terisi air selama minimal 24 jam agar suhu panas baterai bisa turun dan tidak membahayakan petugas. Seperti yang terjadi di Belgia tahun lalu sebuah mobil Tesla yang terbakar dimasukkan kedalam sebuah bak kontainer yang berisi air.

Dari beberapa kondisi yang dijelaskan diatas, memang sekali lagi mobil listrik tidaklah benar-benar bebas dari resiko terbakar, namun aman untuk disimpulkan ternyata mobil listrik tidak jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan mobil konvensional. Apalagi pabrikan mobil listrik juga terus mengembangkan teknologi mereka agar mobil listrik bisa lebih aman lagi kedepannya, terutama pada bagian Battery Management System yang meliputi pengaturan sistem pengecasan baterai, termasuk juga pengendalian suhu baterai agar lebih stabil ketika sedang dilakukan pengecasan.
referensi:
- https://www.businessinsider.fr/us/tesla-battery-fire-shanghai-update-investigation-findings-2019-7
- https://www.vroom.be/fr/dossier/salon-auto-bruxelles-2020/une-voiture-lectrique-est-elle-plus-sujette-aux-incendies-les-pompiers-allemands-donnent-leur-avis-22714
- https://www.automobile-propre.com/dossiers/voiture-electrique-risques-incendies/